Kamis, 07 April 2011

ARGUMENTASI NEGATIF TENTANG ILMU PSIKOLOGI

Ilmu psikologi bisa dianggap bukan merupakan pemikiran ilmiah, tetapi pemikiran rasional. Hal ini bisa dijelaskan dengan alasan eksperimen ilmiah adalah memperlakukan materi pada kondisi dan faktor-faktor alaminya,kemudian mengamati pengaruh perlakukan tadi atau mengamati akibat/hasil eksperimen terhadap materi tadi. Misalnya eksperimen biologi, fisika, dan kimia.

Adapun pengamatan terhadap sesuatu yang bukan materi pada kondisi dan waktu yang berbeda-beda bukan merupakan eksperimen ilmiah. Demikian juga pengamatan terhadap anak kecil dalam kondisi dan umur yang berbeda-beda, hal ini tidak termasuk dalam pembahasan eksperimen ilmiah dan tidak dianggap sebagai metode ilmiah. Tetapi hanya pengamatan,pengulangan terhadap pengamatan dan inferensial/deduksi.

Di sisi lain, psikologi merupakan perkara yang relatif, yang memiliki kemungkinan salah bukan merupakan perkara yang absolut. Sehingga tidak boleh dijadikan sebagai landasan untuk menghukumi sesuatu dan tidak boleh dijadikan argumentasi untuk menentukan kebenaran atau ketidakbenaran sesuatu, karena bukan merupakan realita ilmiah(sains)atau hipotesa ilmiah.

Pengetahuan ini meskipun dihasilkan melalui metode rasional tetapi bukan untuk menetapkan eksistensi sesuatu,tetapi untuk menetapkan hukum atas hakekat sesuatu. Hukum ini pasti relatif yang memiliki kemungkinan salah.dengan demikian psikologi dibangun dengan landasan yang salah sehingga menjadikan kebanyakan pemikirannya penuh dengan kesalahan pula.

Ilmu psikologi secara global dibangun berdasarkan pandangan terhadap naluri dan otak. Mereka berpendapat bahwa pada manusia terdapat banyak naluri, baik naluri yang sudah diketahui ataupun belum. Berdasarkan padangan terhadap naluri ini,para pakar psikolog telah membangun teori-teori keliru. Ini adalah awal mula yang menyebabkan kekeliruan pada kebanyakan pemikiran-pemikiran yang ada dalam psikologi.

Ilmu psikologi menganggap otak terbagi menjadi beberapa bagian,masing-masing bagian memiliki potensi tertentu. Pada masing-masing bagian memiliki potensi yang tidak dimiliki bagian lainya. Mereka berpendapat beberapa manusia memiliki potensi untuk memahami bahasa, sedangkan tidak memiliki potensi untuk memahami ilmu pengetahuan alam. Begitu juga sebaliknya yang memiliki bakat IPA tidak memiliki bakat terhadap bahasa.

Namun kenyataan yang terjadi berbeda dengan hal tersebut. Fakta yang disaksikan oleh panca indera yaitu dengan mengamati dan meneliti respon perbuatan manusia, manusia memiliki potensi kehidupan yang memiliki dua manifestasi:

1.Kebutuhan jasmani, menuntut pemuasan secara pasti apabila tidak dipenuhi bisa menyebabkan kematian pada manusia. Hal ini tercermin pada kebutuhan jasmani (Al Mu'minuun:33)

2.Naluri kemanusiaan, menuntut pemuasan namun apabila tidak terpenuhi tidak akan menyebabkan kematian, tetapi akan menderita dan tergoncang akibat tidak terpenuhi kebutuhannya. Hal ini tercermin pada naluri-naluri seperti naluri beragama/gharizatul tadayyun [Az Zumar:8], naluri melestarikan keturunan/gharizatul nau' [Yusuf:24,Al Baqoroh:124], dan naluri mempertahankan diri/gharizatul baqa' [An Nahl:68]).

Naluri-naluri tsb merupakan perasaan akan kelemahan dirinya,perasaan akan melestarikan keturunan dan perasaan untuk mempertahankan eksistensinya,tidak ada yang lain. Sedangkan selain naluri diatas hanyalah manifestasi-manifestasi bagi naluri seperti mengagungkan Tuhan, menyanjung pahlawan, beribadah merupakan manifestasi dari naluri beragama.

Kecenderungan suka terhadap lawan jenis(mail al-jinsi),mencintai orang tua,istri,anak,saudara merupakan manifestasi dari naluri melestarikan keturunan. Rasa takut,sombong,cinta kedaulatan, marah, pemilikan merupakan manifestasi dari naluri mempertahankan diri. Demikianlah setiap manifestasi dari manifestasi-manifestasi naluri dikembalikan kepada salah satu diantara naluri-naluri yang ada.

Sebenarnya yang disebut psikologi terhadap naluri adalah kenyataan tentang wujud atau yang ditimbulkan naluri bukan naluri itu sendiri.

Ini dari aspek naluri, sedangkan dari aspek otak, maka sebenarnya otak itu satu. Jika ada tinggi rendah dan perbedaan pemikiran-pemikiran maka itu disebabkan perbedaan kemampuan otak dalam mencerapnya(quwwatu rabthi). Tidak ada dalam otak potensi(bakat) yang tidak dijumpai pada lainya, tetapi semua otak memiliki potensi untuk berfikir dalam segala hal selama terpenuhi fakta yang terindera,panca indera atau salah satunya,informasi-informasi(maklumat) terdahulu,dan otak itu sendiri.

Sedangkan perbedaanya hanyalah pada daya cerap otak serta kekuatan untuk mengindera seperti perbedaan mata dalam kuat dan lemahnya untuk melihat,perbedaan telinga dalam kuat dan lemahnya mendengar.Oleh karena itu suatu yang mungkin untuk memberikan kepada setiap individu informasi-informasi dan didalam setiap individu ada potensi untuk mencerna informasi-informasi tersebut.Tidak ada dasar sama sekali bagi teori ilmu psikologi yang menyatakan otak ada yang memiliki satu potensi saja dan ada yang memiliki banyak potensi.

Dengan demikian anggapan ilmu psikologi terhadap naluri-naluri adalah anggapan salah.Demikian juga anggapan terhadap otak juga merupakan anggapan yang salah sehingga mengantarkan pada kesalahan teori-teori yang dihasilkannya.

Catatan :

1.Metode rasional:metode tertentu dalam melakukan analisa agar sampai kepada suatu pengetahuan tentang hakekat sesuatu yang dianalisanya dengan mentransfer fakta secara inderawi dengan perantara panca indera(atau salah satunya) ke otak beserta adanya informasi-informasi terdahulu yang menginterprestasikan fakta tersebut sehingga otak menghasilkan hukum atas fakta tersebut.kesimpulan hukum ini merupakan pemikiran(fikr) atau kesadaran rasional(al-idrak al-'aqli).

2.Metode ilmiah:metode tertentu dalam pengkajian yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan tentang realitas dari sesuatu jalan percobaan(eksperimen)atas sesuatu itu.Objek pengkajiannya berupa objek material(dpt diindera),Objek pemikiran-pemikiran tidak termasuk dlm pengkajiannya.

Bantahan Langsung Argumentasi Negatif Tentang Psikologi

Paragraf 1, apa yang membedakan ilmu pengetahuan dan teori filsafat salah satunya adalah adanya objek yang dapat dilihat (observable) dan diukur (measureable) BUKAN materi (jika materi yang dipelajari lalu apakah sosiologi, komunikasi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya termasuk Ilmu pengetahuan?--karena sebagian besar ilmu sosial tidak mempelajari suatu materi), objek psikologi adalahtingkah laku.

Paragraf 2 kalimat ke2: dalam penelitian psikologi seringkali umur yang berbeda tidak terpaut jauh (baca: kelompok umur, atau lebih umumnya: sampel populasi), misalnya: Penelitian Albert Bandura tentang social learning theory, subjeknya adalah anak kecil usia tk. dikarenakan pada usia tersebut belum banyak social conditioning yang diperoleh. jadi, penelitian psikologi tidak selalu tentang usia (dalam penelitian Bandura: faktor lingkungan yang memengaruhi subjek). Masih paragraf 2 kalimat ke 2: Bukankah fisikawan dan ahli kimia (sesuai contoh diatas) juga melakukan pengamatan? dan bukankah pengulangan digunakan untuk membuktikan suatu eksperimen bersifat universal? lalu mengapa pengamatan dan pengulangan eksperimen yang dilakukan psikologi dipermasalahkan?

Paragraf 3 & 4, ciri khas dari semua ilmu sosial adalah relatif!. jadi, berdasarkan pandangan diatas semua ilmu sosial bukanlah realita ilmiah! paragraph 4 kalimat ke 2: jika berbicara tentang landasan, maka kita berbicara mengenai filsafat. jika landasannya salah maka seharusnya psikologi tidak (atau belum) keluar dari teori filsafat! (silakan cek lagi apa yang menyebabkan ilmu pengetahuan dapat melepaskan diri dari filsafat dan bandingkan dengan ilmu psikologi).

Paragraf 5, (tidak dijelaskan pandangan seperti apa tentang naluri sehingga menyebabkan pemikiran2 keliru) psikologi tidak hanya mempelajari naluri, tetapi juga dorongan(drive), motivasi, afeksi, kognisi, aktualisasi, kebutuhan, keinginan, dll..

Paragraf 6, untuk yang sudah pernah psikotes sewaktu penjurusan di smu. coba cek lagi kertas hasil psikotest yang dibagikan kepada anda. pada kertas itu (biasanya--mungkin ada yang berbeda) tertulis kemampuan yang anda miliki dan kemampuan anda saat ini (potensi & kompetensi) pada ips, ipa, dan bahasa. tidak ada satu pun dari kemampuan itu yang tertulis 0 (nol) kecuali jika anda tidak mengikuti suatu sub-test. bukti bahwa psikologi tidak menghilangkan kemampuan lain yang dimiliki individu ketika ada suatu kemampuan lain yang menonjol. dalam Psikometri tidak ada suatu gejala psikologi yang bernilai nol! bahkan dalam psikologi orang terbodoh pun memiliki IQ!!

Paragraf 7, 8, & 9 apa yang tertulis diatas adalah dasar pemikiran dari actualizing tendency yang dikembangkan Carl Rogers. Ringkasan singkatnya:
1.Kebutuhan Jasmani = (Versi Rogers) Kebutuhan biologikal/umum/shared, kebutuhan yang umum yang dibutuhkan oleh hampir semua mahluk hidup tingkat tinggi. contoh: makan, minum, bernapas, hubungan seksual, dll.

2.Naluri Kemanusiaan = (versi Rogers) Kebutuhan psikologikal/aktualisasi/keunikan, kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri. contoh: ingin meraih kesuksesan, ingin menjadi ulama, atau sederhananya: ingin menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya, dll. dari kebutuhan aktualisasi ini prilaku seperti belajar dengan rajin, memperdalam agama, atau mempertahankan keluarganya dan prilaku-prilaku lainnya dilakukan oleh individu.

Sebagai tambahan, psikologi tidak membagi otak! karena psikologi tidak mempelajari otak tetapi manifestasi dari otak yaitu tingkah laku dan proses mental. ilmu yang membagi otak adalah biologi, fisiologi, neurobiologi, dan ilmu lain yang saya lupa cara menulisnya. kalaupun ada biasanya adalah gabungan dengan ilmu lain, misal: psikologi faal (psikologi dan fisiologi), psikoneurologi (psikologi dan neurologi), dll.

Paragraf 10 sudah disebutkan dalam penjelasan tentang psikologi bahwa psikologi TIDAK mempelajari sesuatu yang tidak terlihat, tetapi manifestasinya yaitu tingkah laku.

Paragraf 11 bukankah sudah dijelaskan dalam paragraf itu sendiri? apakah perbedaan kemampuan otak untuk menyerap pengetahuan termasuk potensi? lalu, bagaimana tulisan diatas mengungkapkan tentang keterbelakangan mental? apa karena tidak adanya informasi yang terindra? saya rasa tidak!

Paragraf 12 apakah mata dan telinga dapat berpikir? apakah penulis argumen (mohon maaf bukan untuk menyerang tetapi hanya sebagai contoh) menyamakan dirinya dengan enstein? atau leonardo? ingat! leonardo menciptakan sketsa helicopter 400 tahun sebelum teknologi manusia dapat menyentuh pikirannya? sebuah pikiran yang sangat radikal saat itu, yang sulit dicapai oleh pemikiran kebanyakan orang lain pada masanya. cara bacanya: pemikiran yang sangat brilian yang sangat sulit dilampaui (atau samai) oleh otak orang lain (pada masanya tentu).

catatan:

Psikologi adalah ilmu sosial. pada sebagian universitas (universitas-universitas di Bandung misalnya), psikologi dimasukan kedalam IPA. hal ini dikarenakan ciri khas pada pendidikan psikologi di Bandung yang menitikberatkan pada aspek Psikodiagnosa. Tetapi tetap saja psikologi mempelajari manusia yang seharusnya dimasukan kedalam ilmu-ilmu sosial. sehingga, jika ingin membandingkan psikologi sebaiknya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya bukan dengan fisika atau kimia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar